Selasa, 23 Juni 2015

Tugas Teori Perencanaan ( Kapitalisme dan Pembangunan )







TEORI PERENCANAAN



Judul:

KAPITALISME DAN PEMBANGUNAN

Dengan Dosen Pengumpu :

Edward Bot,S Fil.

oleh:

Dicki Nuuran Widi Wiguna (13.210.410.2199)







ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS PROKLAMASI’45

2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, atas rahamat, taufik dan hidayahnyalah, sehingga saya dapat menyelesaikan proses penyusunan makalah ini.



Maka dari itu, saya mengharapkan isi dari makalah ini mungkin tidak terstruktur dengan baik. Tetapi marilah kita mempelajari dan melihat dengan baik tentang isi dari makalah ini yang judulnya ”KAPITALISME DAN PEMBANGUNAN” sesungguhnya kemungkinan besar adalah tanggung jawab kita bersama.



Kita menyadari bahwa sebagai manusia biasa, kita tidak lepas dari yang namanya keterbatasan dan kelemahan. Kondisi demikian sangat berpengaruh terhadap penulisan makalah ini, dan untuk itu, dengan rendah hati saya sebagai penulis dan penyusun makalah ini, mengharapkan sumbangsi, motifasi dan dorongan yang bersifat konstruktif pada dosen mata kuliah ini, dan bagaimana caranya tentang penyusunan makalah ini dengan baik untuk hari berikutnya.



















Daftar isi

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

Bab II

Pembahasan


A. Diskursus dan Kritik Terhadap Kapitalisme

B. Kapitalisme Indonesia

C. Masa Depan Kapitalisme





Bab III

Penutup


A. Kesimpulan
B. Daftar Pustaka















BAB I

PENDAHULUAN



A. Latar Belakang

Sistem perekonomoian Kapitalisme muncul dan semakin berkembang semenjak peralihan zaman feodal ke zaman modern. Raksasa kapitalisme sebagai sistem perekonomian dunia berkaitan erat dengan koloanialisme. Pada zaman kolonialisme ini akumulasi modal yang tersentralisasi di Eropa (Inggris) didistribusikan keseluruh penjuru dunia. Yang ternyata hany melahirkan kemiskina di wilayah jajahannya. Tatkala feodalisme di Eropa jatuh oleh beberapa revolusi, banyak anggapan bahwa saat itulah terminilogi kapitalisme diintrodusir, tepatnya pada abad XIV. Tapi penjelasan ini masih kurang memadai.

Adanya keyakinan akibat dan proses dilektika materialsme, melahirkan ideologi kapitalisme. Pandangan ini kemudian dipertegas oleh Weber (2000) dengan deskripsinya dengan adanya gerakan individualisme sebagai pertentangan atas eksploitasi oleh golongan feodalisme. Feodalisme yang Romawi dari kelas Militer dan Eropa Tengah muncul dari kelas Tuan Tanah, kemudaian mendapatkan kedua kelas ini sebagai pemegang hak atas kepemilikan alat produksi. Gerakan individualisme yang mecoba melawan kondisi tersebut, selanjutnya diklaim sebagai embiro kapitalisme.

Kelahiran kapitalisme dibidani oleh tiga tokoh besar, yaitu Martin Luther King yang memberi dasar-dasar teosofik, Benyamin franklin yang memberi dasar-dasar filosofik, dan Adam Smith yang lebih rinci memberikan dasar-dasar ekonominya. Pembahasan pada tulisan ini akan difokuskan pada relavansi kapitalisme terhadap pembangunan ekonomi, sehingga pengungkapan pemikiran Adam Smith dapat digunakan sebagai rujukan.

Adam Smith dengan buku termashurnya The Wealth of Nations, adalah sosok peletak dasar teori ekonomi kapitalisme. Ciri mendasar sistem kapitalis adalah pemaksimalan keuntungan individu melalui kegiatan0kegiatan ekonomi, yang dimaksudkan untuk membantu kepentingan publik. Kapitalisme merupakan sistem ekonomi yang lebih berorientasi pada pemenuhan kebutuhan ekonomi secara individu, dan motif sosial memiliki posisi yang tersembunyi. Oleh Smith sering disebut invisible hands.

Menurut interpretasi Frans Seda (1985), dalam pemikiran Smith sesungguhnya terdapat lima prinsip dari kapitalisme murni. Pertama, kapitalisme adalah pengakuan penuh pada hak milik perorangan tanpa batas-batas tertentu. Hak milik pribadi adalah jaminan bagi individu yang bersangkutan untuk menegakan kebebesan dan kemerdekaan. Kedua, kapitalisme merupakan pengakuan akan hak individu untuk melakukan kegiatan ekonomi demi meningkatkan status sosial ekonomi. Ketiga, kapitalisme mengisyaratkan pengakuan akan adanya dorongan ekonomi dalam bentuk semangat untuk meraih keuntungan semaksimal mungkin (profit motive). Keempat, kapitalisme juga memuat pengakuan akan adanya kebebasan melakukan kompetisi dengan individu lain. Kelima, kapitalisme mengakui berlakunya hukum ekonomi pasar bebas atau mekanisme pasar.

Paham kapitalisme murni dangan tegas menolak intervensi negara. Dengan konsep ini berlaku hukum besi dan berkembangnya self interest. Tenaga penggerak sistem kapitalisme adalah para pemilik kapital atau modal yang memiliki status ekonomi, sosial dan politik yang terhormat dalam sistem. Kapital berfungsi sebagai kekuatan untuk menggerakkan seluruh komponen atau variabel yang ada dalam sistem kapitalisme.

Pemahaman lain tentang ide dasar kapitalisme juga diberikan oleh Max Weber, (dalam Aandreksi, 1989) mendefinisikan kapitalisme sebagai sistem produksi komoditi berdasarkan kerja berupah untuk menjual dan diperdagangkan guna mencari keuntungan. Ciri produksi berdasarkan upah buruh merupakan karakter mendasar bagi kapitalisme. Bagi Weber, ciri kapitalisme lebih fundamental lagi adalah pada sistem pertukaran di pasar. Sistem pasar ini mengandung konsekuensi berupa proses rasionalisasi yang mengacu pada peraihan keuntungan.
B. Rumusan Masalah


1. Apakah semangat kapitalisme dalam keuntungan individu untuk kesejahteraan sosial akan bertahan lama ?

2. Bagaimana cara meningkatkan nilai lebih dalam menambah laba dalam pertambahan modal ?

3. Apakah kehadirannya Kapitalisme di Negara-negara berkembang dapat berbentuk perusahaan yang melakukan pelebaran sayap demi perluasan produksinya ?



























BAB II

PEMBAHASAN



A. Diskursus dan Kritik Terhadap Kapitalisme


Menurut pandangan Marx (dalam Magnis, 2000), pengejaran keuntungan merupakan hal yang hakiki dalam kapitalisme; “ tujuan dan modan bukan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan tertentu, akan tetapi untuk menghasilkan keuntungan....”. jumlah keuntungan merupakan hal yang hakiki dalam kapitalisme; tujuan dan modal bukan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan tertentu, akan tetapi untuk menghasilkan keuntungan’’ jumlah keuntungan keseluruhan dalam ekonomi kepitalis bergantung pada nilai surplus yang tercipta dalam ekonomi itu; rasio dan modal konstan terhadap modal variabel di dalam perekonomian sebagai keseluruhan, menentukan tingkat rata-rata. Melalui konsep nilai Marx (dalam Brewer,20000) mampu memecahkan enigmasi tentang teori nilai kerja yang tak mampu diselesaikan oleh Smith dan Ricardo.

Berdasrkan teori ini Marx mengungkapkan rahasia dan kritik terhadap kapitalis sebagai bentuk pengambilan pribadi yang tidak dibayar. Satu-satunya sumber keuntangan si kapitalis adalah pekerja buruh. Jadi pertambahan modal konstan tidak menambah laba, laba dapat ditingkatkan melalui peningkatan nilai lebih, satu-satunya cara adalah dengan meningkatkan eksploitasi buruh. Keadaan ini dalam perkembangannya mengarah pada proses dehumanisasi kelas buruh, yakni kelas yang selalu berada dalam posisi diperas dan dimelaratkan.

Dari perspektif filsafat pekrjaan dapat di mengerti bahwa pengetahuan sosial adalah suatu kebersamaan manusia dalam membangun dunianya. Kenyataan tersebut bergerak secara terus menerus dalam proses sejarah. Melalui pekerjaan manusia menyambung ikatan sosial dari generasi ke generasi. Dengan demikian menjadi jelas apa yang dikatakan Marx, bahwa dunia indrawi yang mengelilingi manusia adalah produk dari industri dan masyarakat dalam arti bahwa realitas itu merupakan produk sejarah (Suseno, 2000).

Lukacs (dalam Karyanto, 2000) menempatkan teori realisme dalam kerangka kritik Marx terhadap masyarakat kapitalis yang telah melakukan redukasi nilai pekerjaan. Dalam sistem budaya kapitalis manusia tidak lagi bebas menentukan pekerjaannya, bahkan lebih tragis lagi manusia berubah menjadi alat dari pekerjaan di mana tingkat kemampuaannya hanya diukur dengan uang sebagai alat tukar. Manusia menjadi tersaing. Kehadiran uang memecah masyarakat ke dalam kotak-kotak kelas, kelas pemilik modal dan kelas yang tidak punya modal. Akibat berikutnya adalah eksploitasi yang dilakukan kelas pemilik modal atas kelas proletar.



B. Kapitalisme Indonesia

Kapitalisme di Indonesia adalah cangkokan dari Eropa yang dalam beberapa hal tak sama dengan kapitalisme yang tumbuh dan dibesarkan dalam negerinya sendiri, yakni Eropa dan Amerika Utara. Karena kapitalisme di Indonesia masih muda, produksi dan pemusatannya belumlah mencapai tingkat yang semestinya. Kira-kira seperempat abad belakangan baru dimulai industrialisasi di Indonesia. Baru pada waktu itulah dipergunakan mesin yang modern dalama perusahaan gula, karet, teh, minyak, arang dan timah.

Industri Indonesia, terutama industri pertanian, masih tetap terbatas di jawa dan di beberapa tempat di Sumatera. Tanah yang luas, yang biasanya sangat subur dan mengandung barang-barang logam yang tak ternilai harganya, seperti Sumatera ,Borneo, Sulawesi dan pulau-pulau yang lain masih menunggu-nunggu tangan manusia. Meskipun pulau Jawa dalam hal perkebunan dan alat-alat angkutan yang sudah mencapai tingkatan yang tinggi, tetapi umumnya pulau luar Jawa, kecuali Sumatera, masih rimba raya.

Industri modern yang sebenarnya tidak akan diadakan di Pulau Jawa. Ia akan tetap tinggal menjadi tempat industri pertanian. Sebab logam-logam seperti besi, arang, minyak tanah, emas dan lainnya, tidak atau hanya sedikit sekali didapat di sana. Sumateralah yang menjadi tempat industri modern sebenarnya. Hal ini sekarang sebagian kecil telah terbukti. Arang, minyak tanah, emas dan timah hasil Sumatera (kelak juga besi) besar artinya, baik di kalangan Nasional maupun Internasional.

Kapitalisme di Indonesia tidak dilahirkan oleh cara-cara produksi bumiputra yang menurut kemauan alam. Ia adalah perkakas asing yang dipergunakan untuk kepentingan asing yang dengan kekerasan mendesak sistem produksi bumiputra.



C. Masa Depan Kapitalisme

Berdasarkan estimasi yang menjelaskan tentang masa depan kapitalisme, paling tidak sampai akhir XX dan awal abad XXI ini, dapat dikategorikan menjadi tiga perspektif. Perspektif pertama berasal dari kelompok yang melihat kemungkinan terjadi krisis struktural dalam kapitalisme. Krisis ini muncul kata Marx, sebagai akibat dari antagonisme inheren antara kapitalis dan tenaga kerja. Kelompok ini menegaskan sistem ekonomi kapitalisme senagai alternatif ideologi masa depan.

Perspektif kedua, adalah kelompok yang berpandangan bahwa kapitalisme sebagai suatu ekonomi yang terkonsentrasi pada mekanisme pasar, sebagai suatu sistem ekonomi dunia yang paling memungkinkan masa depan. Perspektif ketiga, mendasarkan pandangannya pada kecendrungan-kecendrungan faktual atau realitas perkembangan kapitalisme itu sendiri. Pemikiran ini menyadari bahwa kapitalisme jelas tidak akan tampil sempurna dalam format aslinya, yakni kapitalisme murni.

Hadirnya kapitalisme di negara-negara berkembang dapat berbentuk perusahaan yang melakukan pelebaran sayap demi perluasan produksinya. Kekuatan korporasi negara-negara industri merupakan bencana bagi negara berkembang. Mereka melakukan eksploitasi dan menyedot sumber daya alam negara Dunia Ketiga.

Adanya intervensi lembaga internasional seperti IMF (Internasional Mounting Found) pada negara Dunia Ketiga melalui paket bantuan dengan persyaratan yang lunak tapi sangat ketat, otomatis melegitimasi mekanisme ketergantungan. Bantuan IMF tersebut justru semakin mengukuhkan dan melanggengkan ketergantungan negara miskin pada negara maju. Demikianlah resiko pilihan strategi pembangunan yang di pandu oleh hutang.

Akibat merembahnya kapitalisme dan globalisasi ekonomi tidak harus kita ratapi tanpa upaya untuk keluar dan jeratan dengan mencari solusi. Munculnya globalisasi telah menimbulkan kebutuhan akan pendekatan-pendekatan baru dalam mencandara fakta dunia pada abad XXI ini kita ditantang untuk mengikuti kemajuan teknologi dan informasi yang pesat yang dihasilkan sistem kapitalisme.



























BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan


Bahwasannya perluasan produktivitas selanjutnya menghadirkan fenomena dramatis dengan muculnya imperialisme ke daerah-daerah lain yang tak memiliki keseimbangan produksi. Menurut Dillard ( dalam Arif, 2000) perkembangan kapitalisme pada tahapan ini di dukung oleh tiga faktor yang sangat esensial, yaitu ; (1) dukungan agaman dengan menanamkan sikap dan karakter kerja keras dan anjuran untuk hidup hemat, (2) hadirnya logam mulia tehadap distribusi pendapatan atas upah, laba dan sewa, serta (3). Keikutsertaan negara dalam membantu dan membentuk modal untuk berusaha.

Dan kapitalisme masa depan bukan lagi kapitalisme industri manufaktur, melainkan kaapitalisme informasi dan jasa. Kapitalisme masa depan harus cerdas mengakomodasi tuntutan serikat pekerja dan himpunan buruh, keberlanjutan kehidupan ekologi dan daya kreatif atau daya kritis konsumen.



B. Daftar Pustaka



1. Buku Perencanaan dan Strategi Pembangunan ( I.B. Wirawan, Sukidin, Basrowi )
2. Buku Aksi Massa Tan Malaka (Kapitalisme Indonesia)

















Tidak ada komentar:

Posting Komentar